Admin

22 April 2024

405 melihat

Lokakarya Peningkatan Relevansi Penjaminan Mutu: Kinerja GTPP dan Peta Jalan Penelitan FIB

Bertempat di Hotel Platinum, Kota Balikpapan, Fakultas Ilmu Budaya menyelenggarakan Lokakarya Peningkatan Relevansi Penjaminan Mutu. Lokakarya tersebut berlangsung pada tanggal 19 s.d. 21 April 2024 dengan dihadiri jajaran pemimpin Fakultas, para dosen, dan tenaga kependidikan. Beberapa agenda dibincangkan dalam lokakarya tersebut untuk mendukung keberlanjutan program-program Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman.

Dalam pembukaannya, Prof. Dr. M. Bahri Arifin, M.Hum selaku Dekan FIB membuka dengan memberi arahan tentang agenda pertemuan tersebut dan beliau terus menyemangati civitas akademia FIB untuk terlibat dalam program-program pengembangan fakultas. Hal tersebut disampaiakan dengan harapan FIB dapat menjadi yang terdepan dalam melumbungkan pengetahuan kebudayaan di Kalimantan Timur sesuai dengan motto fakultas yaitu, “Pilar Utama Penyangga Multikulturalisme di Ibu Kota Negara Nusantara”. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut, diperlukan rencana kerja dan evaluasi terhadap kinerja fakultas yang dimotori oleh GJMF dan 3 GTPP dan didukung oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan.

Sesi pertama dalam pertemuan tersebut diisi oleh 3 tim GTPP yang melaporakan kinerja triwulan 2024 menurut rencana kerja yang telah dibuat di tahun sebelumnya. GTPP 1 yang diketuai oleh Zamrud Whidas Pratama, S.Pd., M.Sn menjelaskan progres pembentukan Program Studi Seni Tari yang berjalan lancar dan sedang menunggu tahap keluarnya izin Prodi tersebut untuk dapat diselenggarakan. Selain itu, pembentukan Program Studi Magister Kajian Budaya juga sedang berproses dalam pengurusan syarat-syarat yang dibutuhkan dan positif untuk terus dilanjutkan sehingga fakultas dapat mengembangkan kajian budaya di Kalimantan Timur.

GTPP 2 yang diketuai oleh Ahmad Mubarok, S.Pd., M.Hum menjelaskan tentang Perjanjian Kerja Sama yang telah dibuat oleh timnya baik di tingkat lokal, nasional, dan sedang menjajaki untuk kerja sama dengan lembaga lain di level internasional. Beliau juga menjelaskan progress rekareditasi jurnal ilmiah yang di kelola Fakultas Ilmu Budaya yang telah berjalan baik dengan dukungan tim dosen yaitu, Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, CaLLs: Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics, dan Journal of Indigenous Culture. Peningkatan akreditasi tidak hanya ditarget untuk peringkat nasional SINTA namun juga ke peringkat internasional Scopus untuk perluasan diseminasi pengetahuan.

GTPP 3, yang dikordinasi oleh Jonathan Irene Sartika Dewi Max, S.S., M.Hum, memaparkan tentang aplikasi penunjang kinerja GJMF bernama Sistem Penjamin Mutu Internal (SIPENUTUR) yang megakomodir dokumentasi SPMI Fakultas Ilmu Budaya. Selain itu, perkembangan situs web Fakultas juga dilaporkan karena adanya penambahan menu dan penyegaran tampilan informasi yang mutakhir. Sebagai tambahan, GTPP 3 bidang kepegawaian  juga menjelaskan tentang progres pengurusan kepegawaian seputar kepangkatan, pelaporan SPT tahunan, dan validasi BKD.

Di sesi kedua dari pertemuan lokakarya ini adalah pembuatan dan pengesahan Peta Jalan Penelitian Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman. Dikoordinatori oleh Aris Setyoko, M.Sn, para dosen dibagi dalam lima kelompok peminatan yaitu, Linguistik, Ilmu Sastra, Kemahiran Berbasa, Kajian Seni, dan Kajian Budaya. Setiap peminatan penelitian diberikan sejumlah objek kajian yaitu, Bahasa, Media, dan Teknologi, Budaya dan Industri Kreatif, Etnomusikologi, Gender, Interelasi Bahasa dan Lingkungan, Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), Religi, Multikulturalisme, dan Globalisasi, Sastra Kontemporer, serta Urban. Berangkat dari sini, setiap tim merumuskan isu strategis, konsep pemikiran, sesuai dengan topik penelitian. Dengan demikian, tersusunlah peta jalan sejak 2025 hingga 2029. Dengan disahkannya peta jalan tersebut, Dekan FIB berharap program penelitian ke depan dapan sejalan dengan Renstra Fakultas dan Renstra Universitas serta dapat meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dengan lembaga lain seperti LSM, Masyarakat, dan Pemerintah. Dengan sinergi yang baik dan terarah, FIB bisa menjadi rujukan andalan kajian kebudayaan di Kalimantan Timur. -JISD Max