Admin

20 September 2025

44 melihat

Partipasi FIB dalam Grand Final Lomba Sahabat Literasi Tingkat Nasional di Universitas Mulawarman

Samarinda, 19 September 2025 – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-63, Universitas Mulawarman mengadakan Lomba Sahabat Literasi Unmul 2025 tingkat Nasional, yang bertujuan mengidentifikasi juga mengevaluasi minat literasi pada generasi muda, terutama Gen Z and  Gen Alpha. Hari ini, bertepatan dengan diadakannya grand final Lomba Sahabat Literasi Universitas Mulawarman yang bertempat di ruangan The Gade Creative Lounge lantai 3 Perpustakaan Universitas Mulawarman. Dengan dihadiri para peserta, juri dan juga pengunjung, kegiatan ini menjadi ajang bagi mahasiswa seluruh Indonesia untuk menunjukkan kepedulian sekaligus kreativitas dalam mengembangkan budaya literasi. 

Pelaksanaan lomba ini berhasil menarik perhatian lebih dari 30 peserta dari berbagai perguruan tinggi. Setelah melalui tahap seleksi, terpilihlah 8 peserta, dengan detail 5 peserta dari Universitas Mulawarman sedangkan peserta lainnya berasal dari Universitas Halu Oleo Sulawesi Tenggara yang mengikuti jalannya lomba melalui platform Zoom Meeting yang berhak melaju ke grand final. Dari jumlah tersebut, salah satu pesertanya berasal dari Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman.

Tiga juri yang menilai lomba ini berasal dari akademisi dan para ahli, yaitu:

  1. Dr. Muhammad Arifin, M.Hum.
  2. Kukuh Elyana, M.Pd.
  3. Sindy Alicia Gunawan, M.Hum. 

Salah satu dari ketiga juri merupakan dosen dari FIB Unmul, yaitu Sindy Alicia Gunawan, M.Hum. yang menjadi bukti bahwa FIB secara konsisten berkontribusi dalam pengembangan literasi yang semakin menurun di kalangan generasi muda Indonesia.

 

 

 

 


 

Menyoroti masalah ini, salah satu peserta yang berasal dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman, Andini Elga Prastika, menekankan bahwa minat literasi harus ditekankan sejak dini., Selain itu ia juga menambahkan bahwa dengan literasi, kita bisa merawat dan melestarikan budaya lokal yang sudah hampir hilang karena banyaknya budaya luar yang masuk dan diterima dengan sangat mudah oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. 

Partisipasi Fakultas Ilmu Budaya dalam kompetisi ini menjadi bukti nyata bahwa fakultas tidak hanya hadir sebagai bagian dari dunia akademik, tetapi juga berperan aktif dalam menghidupkan semangat literasi di kalangan mahasiswa. Kehadiran mahasiswa FIB menunjukkan tekad kuat untuk menjadikan literasi sebagai jalan pelestarian budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi. Literasi dipahami tidak sekadar sebagai keterampilan teknis membaca dan menulis, melainkan sebagai wujud kepedulian terhadap identitas bangsa yang harus terus dijaga dan diwariskan.

Dengan mengusung nilai-nilai tersebut, mahasiswa FIB tampil percaya diri di ajang lomba, menghadirkan karya yang mencerminkan semangat akademik sekaligus kedekatan mereka dengan kekayaan budaya daerah. Inilah yang menjadikan kontribusi FIB memiliki makna lebih dari sekadar kompetisi: ia menjadi pernyataan bahwa literasi adalah salah satu cara paling efektif untuk merawat tradisi, menjaga kearifan lokal, serta menjembatani komunikasi antar generasi.

Setelah melalui proses penilaian yang panjang dan penuh pertimbangan dari para dewan juri, ditentukan 3 peserta yang berhasil menjadi pemenang:

  1. Hakim Maulana – Universitas Mulawarman
  2. Hermin H – Universitas Halu Oleo
  3. Emmylia Gimnastiadi Rizky – Universitas Halu Oleo

Walaupun wakil dari FIB belum berhasil meraih gelar juara, capaian mereka hingga ke babak grand final adalah prestasi yang patut diapresiasi. Berada di posisi tersebut menandakan bahwa kemampuan, dedikasi, dan usaha mereka tidak kalah dengan peserta dari perguruan tinggi lain. Keberhasilan ini sekaligus menjadi kebanggaan tersendiri bagi FIB, karena mampu menunjukkan kualitas mahasiswanya di kancah nasional.

Lebih jauh, pencapaian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus mengasah kemampuan literasi dan memperluas kontribusi dalam pelestarian budaya. FIB berkomitmen untuk terus mendukung dan mendorong mahasiswanya agar tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga mampu membawa nilai budaya lokal ke panggung yang lebih luas. Dengan demikian, peran FIB dalam menanamkan kesadaran literasi akan terus terjaga, menjadi fondasi kuat untuk menjaga warisan budaya di masa depan.

Melalui lomba ini, para peserta tidak hanya berkompetisi untuk menghasilkan karya terbaik, tetapi juga menunjukkan kesadaran bahwa e-book memiliki peran penting dalam menjawab kebutuhan literasi di era digital. Generasi saat ini hidup dekat dengan gawai dan akrab dengan arus informasi dari media sosial, sehingga keberadaan e-book dipandang sebagai media yang efektif sekaligus relevan untuk menjaga semangat membaca di tengah perubahan zaman dan juga menjadi jembatan agar budaya membaca tidak hilang ditelan derasnya arus informasi dari media sosial. 

Kegiatan serupa diharapkan dapat terus dilaksanakan agar mahasiswa memiliki ruang untuk berinovasi dan menyalurkan kreativitas dalam bentuk yang lebih luas. Dengan demikian, pengembangan literasi digital tidak hanya berhenti pada satu kegiatan, tetapi dapat menjadi gerakan berkelanjutan yang mendukung lahirnya generasi kritis, adaptif, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat.