Admin

17 Mei 2025

5 melihat

Dialog Akademik 2025: Menumbuhkan Demokrasi Akademik, Menguatkan Kolaborasi Prodi dan Mahasiswa

Samarinda, 16 Mei 2025 — Dialog akademik kembali menjadi panggung bagi mahasiswa dan civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman untuk membangun komunikasi dua arah yang jujur, terbuka, dan konstruktif. Kali ini, Program Studi Sastra Inggris menjadi penyelenggara utama kegiatan yang digelar pada Jumat, 16 Mei 2025, di Aula FIB Unmul dengan tajuk: “Bersuara untuk Perubahan, Berdialog untuk Kemajuan!!!”.

Acara dibuka dengan sambutan dari Ayu Ningsih (Ketua Umum TESA) yang mengajak seluruh peserta untuk fokus menyukseskan kegiatan. Ibu Famala Eka Sanhadi Rahayu, selaku Kaprodi Sastra Inggris FIB Unmul, menekankan pentingnya dialog ini sebagai wadah penghidupan akademisi yang sehat, bukan sekadar forum evaluasi, melainkan ruang untuk membentuk rasa kepemilikan terhadap program studi.

Moderator Dialog Akademik menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menyampaikan berbagai aspirasi dari mahasiswa terkait proses akademik dan dinamika kampus. Isu-isu utama yang disorot antara lain menyangkut sarana dan prasarana kampus, seperti AC yang tidak berfungsi optimal, tangga rusak di sekitar area MyCafe, toilet yang tak bisa dikunci, serta permintaan akan penambahan tirai di beberapa ruang kelas. Mahasiswa juga menyoroti akses sistem STAR bagi dosen senior, jadwal perkuliahan yang kerap berubah, minimnya respon cepat dari dosen dan staf, serta keinginan dibentuknya Ikatan Alumni FIB sebagai langkah memperkuat jejaring lulusan.

Kritik lain yang tak kalah penting datang dari mahasiswa yang menginginkan adanya peningkatan kapasitas satpam, ketersediaan tempat wudhu yang layak, hingga penguatan layanan multimedia dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.

Pihak dosen dan staf menyambut masukan tersebut dengan respons yang terbuka. Beberapa hal dicatat sebagai evaluasi dan akan ditindaklanjuti secara bertahap. Dalam sambutannya, pihak dosen menegaskan bahwa ruang seperti ini penting untuk menjaga transparansi, inklusivitas, dan perbaikan berkelanjutan dalam pelayanan akademik.

Sementara itu, sebelumnya Program Studi Sastra Indonesia juga telah melangsungkan dialog akademik serupa yang turut memotret berbagai tantangan aktual dari perspektif mahasiswa. Dalam forum tersebut, permasalahan sarana dan prasarana juga menjadi sorotan utama, namun satu poin menarik yang mengemuka adalah permintaan mahasiswa agar mata kuliah Penulisan Jurnalistik dapat ditingkatkan bobot SKS-nya, mengingat urgensi pengembangan keterampilan praktik di bidang tersebut. Mahasiswa Sasindo juga menilai bahwa beberapa mata kuliah, baik di prodi Sastra Indonesia maupun Sastra Inggris, memiliki kecenderungan profesional yang lebih tepat jika diasuh oleh praktisi lapangan, guna menyeimbangkan aspek teoritis dan keahlian praktis.

Kedua dialog ini menegaskan bahwa mahasiswa FIB bukan hanya penerima kebijakan, melainkan mitra berpikir dalam merancang ekosistem akademik yang lebih sehat dan relevan. Ruang demokrasi seperti ini juga mencerminkan keterbukaan institusi terhadap kritik yang membangun, menjadikan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan sebagai komunitas belajar yang tumbuh bersama dalam nilai kolaborasi.

Dengan semangat tersebut, harapannya dialog akademik tidak berhenti sebagai acara tahunan semata, melainkan menjadi bagian dari budaya reflektif yang terus hidup dan berkembang di Fakultas Ilmu Budaya Unmul.