Penayangan Perdana Film Pendek ReelOzInd! X FIB Unmul
Pada tanggal 24 Oktober 2024, Fakultas Ilmu Budaya mendapatkan kesempatan berharga untuk menyelenggarakan pemutaran perdana karya-karya Film Pendek besutan Festival Film Pendek ReelOzInd! Ke-9. Bertempat di Gedung Hexagon, Universitas Mulawarman, penayangan film ini adalah yang pertama kalinya dilakukan oleh ReelOzInd! Di luar pulau Jawa dan Bali yang secara spesial ditayangkan dalam hari yang bersamaan antara Kota Samarinda, Indonesia dan Kota Melbourne, Australia. Hal ini dapat terwujud atas komunikasi yang hangat dan terbuka dari panitia penyelenggara dari kedua negara.
Sebanyak 9 film terkurasi telah dinilai oleh juri yang terdiri dari para pembuat, pakar, dan kritikus film dari Indonesia dan Australia, yaitu: Arian Pearson, Asmara Abigail, Dery Prananda, Emmanuela Shinta, Juliet Catherina Widyasari Brunett, Martin Wilson, dan Nurabdiansyah. ReelOzInd! memberi Best Film Award kepada Best Director, Rumanna Yamanie, dan Best Producer, Kartika Yahya, atas karyanya yang berjudul SUPERIA yang adalah akronim dari “Suara Perempuan Indonesia” sebut sang produser pemenang yang hadir bersama sutradara fim terbaik ReelOzInd!.
ReelOzInd! sendiri ialah sebuah inisiatif pegiat film di bawah naungan The Australia-Indonesia Center (AIC), sebuah wadah kolaborasi riset yang menghubungkan peneliti Indonesia dan Australia dalam ranah ilmu pengetahuan, teknologi, pendidikan, inovasi, dan kebudayaan. Pada kesempatan ini, AIC diwakili oleh Kevin Raymond Evans dalam kapasitas beliau sebagai Dirtektur AIC untuk Indonesia dan bagian dari inisiatif ReelOzInd!. Pada tahun 2024, tema festival yang diambil adalah Keberagaman/Diversity di mana tema ini sangat berkaitan erat dengan moto Fakultas Ilmu Budaya yang berslogan sebagai “Pilar Penyangga Multikulturalisme di Ibu Kota Negara Nusantara”.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan Ilmu Fakultas Budaya, Prof. Dr. M. Bahri Arifin, M.Hum dan dihadiri perwakilan Dewan Kesenian Kalimatan Timur, para pegiat dan pemerhati film dari Kota Samarinda, Tenggarong, dan Balikpapa juga puluhan mahasiswa FIB Unmul dari tiga program studi. Acara ini dipandu oleh Jonathan Irene Sartika Dewi Max, dosen Prodi Sastra Inggris Unmul, yang juga bertindak sebagai narahubung komunikasi antar penyelenggara Samarinda dan Melbourne yaitu, Jemma Prudey. 2 Film karya mahasiswa Sastra Indonesia Unmul juga ditampilkan yaitu film dokumenter Eksistensi Kelenteng Thien Ie Khong sebagai Wujud Multikulturalisme di Samarinda dan film alih wahana berjudul Tujuh Hari. Di akhir acara, sesi tanya jawab yang dipandu oleh Muhammad Alfayed, sineas Samarinda, sekaligus menghadirkan Deni Kristanto, kritikus film Samarainda, berlangsung penuh antusias yang terlihat dari banyaknya pertanyaan mahasiswa kepada sutradara pemenang kompetisi Film Pendek ReelOzInd! (JISD Max)